Simalungun, Bongkar Kasus News — Akses jalan yang baik menjadi salah satu indikator utama dari kemajuan suatu daerah. Namun, kondisi jalan utama penghubung antara Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok dan sejumlah Nagori seperti Nagori Kahean, Nagori Silinduk Kecamatan Dolok Batu Nanggar, serta Gunung Maligas saat ini memprihatinkan. Kerusakan parah serta masalah banjir yang melanda area ini kini menjadi pembicaraan hangat di berbagai kalangan, mulai dari pemerintah desa hingga masyarakat biasa yang berkumpul di warung-warung, sekolah, dan pesantren.
Menurut Pangulu Silinduk Samiaji, dalam wawancaranya di akhir pekan lalu, kondisi jalan tersebut telah memburuk. “Jalan ini dulunya sangat baik, bahkan diaspal hotmix hingga mencapai Pesantren Modern di Silinduk. Namun, sekarang tidak bisa dilalui dengan aman, apalagi saat hujan,” Ujar Samiaji. Penyebab utama dari banjir adalah parit yang sempit dan tersumbat di beberapa titik, mengakibatkan air melimpah ke jalan seperti sungai saat hujan berlangsung.

Sebelum menjabat menjadi Pangulu, Samiaji mengungkapkan bahwa di masa pemerintahan Bupati Tn. Zulkarnaen Damanik, jalan ini pernah mendapatkan perhatian serius, sehingga menjadi jalan yang mulus dan aman. Namun, saat ini, di bawah kepemimpinan Bupati H Anton Saragih dan Benni Gusman Sinaga, masyarakat berharap akan ada revitalisasi infrastruktur.
“Ini bukan hanya sekedar jalan, tetapi juga menjadi urat nadi bagi perekonomian kami yang sangat bergantung pada aksesibilitas. Pendidikan dan budaya juga terancam terhambat jika infrastruktur jalan tidak diperbaiki,” ungkapnya.
Di tengah-tengah diskusi hangat di warung-warung sekitar, beberapa warga seperti Si Purba, Nainggolan, dan Simanungkalit mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kondisi jalan. “Kami ingin agar pemerintah mendengar suara kami. Jalan ini sangat penting, tidak hanya untuk transportasi harian, tetapi juga untuk masa depan anak-anak kami yang bersekolah di pesantren dan sekolah lain di sekitar,” ungkap Nainggolan, Senin (12/05/2025).
Masyarakat juga mengingat bahwa saat jalan dalam kondisi baik, daerah tersebut mengalami kemajuan pesat. “Kami pernah mendapatkan predikat Panen Raya Padi, dan saat itu akses jalan sangat mendukung. Kini, segalanya sulit. Kami rindu saat-saat itu,” tambah pakar lokal yang juga merupakan tokoh pendidikan di daerah tersebut.
Dengan datangnya Bupati baru di tahun 2025 ini, masyarakat bersatu dan menyuarakan harapan mereka kepada pemerintah Kabupaten Simalungun, terutama kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Masyarakat menginginkan agar proyek perbaikan jalan sepanjang 3 km ini menjadi prioritas utama.
“Saya yakin jika ada perbaikan jalan, ekonomi kami akan meningkat. Anak-anak kami juga akan lebih mudah mengakses pendidikan yang lebih baik,” ungkap Samiaji lagi. Dukungan dari masyarakat yang memiliki tanah pertanian di wilayah Nagori Kahean dan Silinduk, meski bukan penduduk setempat, juga mengalir deras dalam berupaya menjadikan jalan ini sebagai fokus perhatian pemerintah.
Kondisi jalan ini mencerminkan kondisi infrastruktur yang perlu segera ditangani. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial. Dengan perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah serta dukungan semua pihak, harapan untuk meningkatkan kualitas jalan ini bisa terwujud.
Melalui laporan ini, diharapkan tidak hanya suara masyarakat yang didengar, tetapi juga tindakan nyata untuk memperbaiki jalan penghubung yang vital ini. Karena pada akhirnya, jalan yang baik adalah cerminan dari masyarakat yang sejahtera dan berdaya. (Paten Purba)